Sederhana Tapi Penuh Makna

Minggu, 28 Nopember 2010.

Pagi itu, saya berkunjung ke kediaman sahabat saya Bastian Atim atau yang akrab di sapa Bang Atim di daerah Kampung Jawa, Samarinda.
Seperti biasa, pagi itu dia sedang asyik mengutak-atik motor kesayangannya.
Motor Supra FIT keluaran tahun 2005 yang sudah dia modifikasi sedemikaian rupa, sehingga menjadi roda tiga. Karena dia memiliki keterbatasan fisik dan sangat membutuhkan motor roda tiga tersebut dalam memperlancar aktifitasnya sehari-hari.




Saya pun menanyakan perihal motornya tersebut dan dia pun mulai bercerita panjag lebar, ini sedikit dari yang dia ceritakan kepada saya.

“Motor ini saya modifikasi mejadi roda tiga karena memang saya tidak dapat menggunakan atau mengendarai motor roda dua. Saya menghabiskan dana sekitar 2 juta rupiah untuk memodifikasi motor saya tersebut. Dengan bantuan dari beberapa teman dan kenalan saya maka akhirnya motor saya ini dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu. Alhamduillah dengan adanya motor roda tiga ini, saya jadi bisa menjalani rutinitas sehari-hari dengan lancar dan tidak terlalu merepotkan orang lain bila harus terus mengantar saya” katanya sambil tersenyum bahagia.



Dengan dana mulai 1,5 - 2 juta rupiah sudah bisa digunakan untuk mengubah motor roda dua menjadi roda tiga. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar 1 - 2 minggu, yang banyak mengalami perubahan adalah konstruksi sasis belakang yang mengalami perubahan dengan menambah plat besi.

Motor roda tiga ini dikhususkan bagi difable atau yang memiliki keterbatasan fisik. Bagi temen-temen yang berminat dapat menghubungi langsung saudara Bastian Atim di no HP. 085246091734 Kampung Jawa, Samarinda.

“KisaH TAK Sempurna”

Ini kisah dari sahabat saya.
Atas izin yang dia berikan, maka kisah ini saya bagikan disini.

“KisaH TAK Sempurna”
Oleh : Ilham Wahyudi

Berawal dari sebuah perkenalan melalui Telepon Seluler beberapa tahun yang lalu, Saya mengenal dia. Hmm… Bukan hal yang mengherankan lagi di jaman sekarang ini, karena tekhnologi yang semakin canggih dan seiring berkembangnya pemikiran manusia. Namanya Zee, kebetulan dia bertempat tinggal tidak satu pulau dengan saya. Dia tinggal di Sulawesi Tengah, tepatnya di Kota Palu.

Senang rasanya bisa berkenalan dengannya, meskipun awalnya kami belum pernah bertatap muka secara langsung. Namun, seiring berjalannya waktu dan secara tidak sengaja atau mungkin karena seringnya berkomunikasi selama kurang lebih Dua minggu mulailah timbul sedikit benih-benih cinta diantara kita.
Dan yang lebih mengejutkan lagi setelah perkenalan kami selama Satu bulan, Zee memutuskan untuk datang ke Kalimantan Timur, tepatnya ke kota Samarinda dan Kebetulan saat itu saya masih bertempat tinggal disana. Buat Zee, itu bukan kali pertamanya dia berkunjung ke Kalimantan Timur karena saat SMU dia pernah bersekolah kurang lebih Dua tahun di Kota Balikpapan.

Sebenarnya saya juga tidak berharap Zee untuk datang ke Samarinda, karena saya belum merasa siap walaupun sebenarnya dia sudah mengetahui dan mengerti benar keadaan saya. Hingga tiba dimana hari kedatangannya, dan saya pun bisa bertatap muka secara langsung dengannya. Terbesit Tanya didalam hati saya, Apakah ini tidak terlalu cepat ??? Namun kenyataannya masih ada dinding perbedaan yang sangat kokoh diantara kita, Meskipun hati kami berat untuk menerima kenyataan ini. Akhirnya setelah kurang lebih satu minggu berada disini, Zee memutuskan untuk pulang dan kembali ke Kotanya. Karena kebetulan masa cuti kerjanya hanya sebentar.

Hari itupun tiba… Hari dimana saya bisa melihatnya secara langsung untuk yang terakhir kalinya hingga saat ini. Walaupun pertemuan kami sangatlah singkat, Namun sangat bermakna buat kami. Tak ada gunanya bersedih, Yang lalu.. biarkanlah berlalu, biarkanlah menjadi pengalaman untuk kedepannya, dan biarkanlah semua menjadi kenangan yang indah dan takkan pernah terlupakan.

“ Berbahagialah… Karena masih ada Cinta yang tumbuh dihatimu…. “